Obrolan Coklat Panas
Aku punya coklat yang rasanya sedikit lebih sweet dari coklat di piringmu. Kamu mau? Hi, girl! Kok kamu bisa masuk? Hm. Pintumu terbuka. Oalah. Lupa. Meninggalkan pintu terbuka dan sekarang lagi ngipasin jelly coklat yang…
Aku punya coklat yang rasanya sedikit lebih sweet dari coklat di piringmu. Kamu mau? Hi, girl! Kok kamu bisa masuk? Hm. Pintumu terbuka. Oalah. Lupa. Meninggalkan pintu terbuka dan sekarang lagi ngipasin jelly coklat yang…
Semenjak subuh, hujan tibatiba menyelimuti remangnya mentari. Seakan tahu kalau aku butuh backsound sendu dan hanya rintik hujan yang bisa menyempurnakan alunannya. Aku masih menanti Angin di sudut balkon kamar. Dia memintaku membawa toples kaca…
Mungkin bukan sekarang, tapi nanti. Saat sisa usianya tak lama lagi. Dia hanya akan meneteskan air mata hingga hilang nyawa. Karena ternyata, seluruh hidupnya sama sekali tak membuat hatinya tenang, apalagi bahagia. Nanti. Saat napasnya…
Anehnya, Tuhan menciptakan hati seolah bersamaan dengan takdir kisahnya sendiri. Ada hati yang hanya cocok untuk hati ini. Banyak hati yang sesaat saja bisa membersamai hati itu. Juga beberapa hati yang mampu bertahan dalam segala…
“Panjang nggak apa-apa. Aku mau dengar. Gimana ceritanya?” Kau mengusap keringat di selasela rambut yang sedikit menjuntai ke kening. Seakan sembari menyiapkan hati, untuk tidak menitikkan air mata. Beberapa saat.. terdiam. Sayangnya musik kencang berdebam…
Sewu kuto uwis tak liwati Sewu ati tak takoni Nanging kabeh podo rangerteni Lungamu ning endi Aku tidak sedang berceloteh tentang kehilangan. Juga tak ingin membahas perihal kerinduan. Tibatiba saja, lidah ini bernyanyi sendiri. “Sewu…
“Ini kenapa?” tanyaku saat diam-diam memperhatikan punggung telapak tangan kirimu. Persis di tulang jari manis dan jari tengah, kulihat semacam bekas luka. Yang menyimpan cerita. “Dulu pernah jatuh dari motor..” matamu tetiba menerawang jauh. Ah……
Kami menyebutnya “Ritual Pelukan 13 Detik”. Hanya berpelukan. Selama 13 detik. Dilakukan tiap dia pulang kerja, begitu dia mengetuk pintu rumah sembari bilang: “Aku pulang..”. Seketika itu juga aku membuka pintu, tersenyum, membentangkan tangan seraya…
Debu di kaca jendela bus perlahan luntur. Tergantikan bercak gerimis yang turun sesuka hati. Satu bercak, dua bercak…. Tiba-tiba sudah memenuhi kaca seiring bertambahnya kilometer yang terlewati. Kusandarkan kepala pada jendela. Sembari menghitung mundur.. “Kapan…
Kau datang menjelma bocah lanang Bermata sendu membiru kerinduan “Pengen teh anget..” pintamu manja setelah membuka sepatu kuyu Kusambut senyum terindah diiringi satu pinta: Mandilah dulu, air hangat sudah siap. Kau mengangguk, Meski tampak enggan…
Awas, jangan-jangan kau sudah diperbudak! Atas nama segala yang kau puja, tidakkah kau merasa terlalu miskin untuk membeli kemerdekaanmu sendiri? Jika kau berpikir harga diri mereka bisa ditukar dengan materi, berapa angka yang pantas untuk…