Diary Manusia
Aku minta maaf, Angin…. Maaf? Malam ini semua diary manusia mencapai halaman terakhir. Aku ingin menutupnya dengan hati yang damai. Semoga Angin sudi memaafkan kelakuanku yang kurang berkenan padamu selama ini. Diary? Kau tidak tahu?…
Aku minta maaf, Angin…. Maaf? Malam ini semua diary manusia mencapai halaman terakhir. Aku ingin menutupnya dengan hati yang damai. Semoga Angin sudi memaafkan kelakuanku yang kurang berkenan padamu selama ini. Diary? Kau tidak tahu?…
Aku sangat ingin berpikir rasional, Angin. Bahkan selalu bertekad untuk rasional. Tanpa bermaksud menyepelekan hal yang irrasional, tapi.. Aku ingin meyakinkan diri sendiri bahwa, kehadirannya pun rasional! Soal apa lagi ini? Entahlah, Angin.. Aku tidak…
Gerimisnya makin lebat. Kasihan kepalamu. (menadah, terpejam) Huhf.. Bahkan sekarang tidak bisa kubedakan, mana air matamu, mana air mata langit. Ayo, nak.. Jangan menyiksa diri. (menikmati tiap tetes-Nya) Kenapa diam? Tubuhmu bisa demam kalau kamu…
Adakah yang tertinggal, Angin? Yang tertinggal? Tanda mata pandamu itu. Apa yang masih belum tuntas? Kenapa mata ini masih belum bisa terpejam barang semenit, padahal hatiku sudah menyelesaikan semuanya? Haruskah kuselidiki? Tidak. Aku hanya ingin…
Hai, Angin! Sehat? Ahai.. Hallo, sista! o’rait.. It’s great! You? Excellent! Wuaa.. Roman-romannya lagi bahagia ini. Ada kisah apa, honey? “Ketika tidak bisa jujur pada dirimu sendiri, maka sakitlah jawabannya”, masih ingat itu, Angin?
Hai, Angin! Sehat? Ahai.. Hallo, sista! o’rait.. It’s great! You? Excellent! Wuaa.. Roman-romannya lagi bahagia ini. Ada kisah apa, honey? “Ketika tidak bisa jujur pada dirimu sendiri, maka sakitlah jawabannya”, masih ingat itu, Angin?
Angin, apa yang kamu tahu tentang kalah? Kenapa? Apa kamu baru saja kalah? Aiihh.. Masih pagi begini sudah kalah! Hm, ditanya malah balik nanya. Ditambah menjugde segala pula. Ya.. Barangkali.. Jadi apa yang kamu tahu…
Angin, apa yang kamu tahu tentang kalah? Kenapa? Apa kamu baru saja kalah? Aiihh.. Masih pagi begini sudah kalah! Hm, ditanya malah balik nanya. Ditambah menjugde segala pula. Ya.. Barangkali.. Jadi apa yang kamu tahu…
Hai.. Lama tak bersua. Apa kabarmu? Baik, tapi.. kurang bersemangat. Kenapa? Entahlah.. Aku juga makhluk sepertimu, diliputi keadaan yang tidak sempurna. Ah, kau ini. Oya, boleh kutanya sesuatu? Boleh. Seberapa besar rasa cintanya padamu? Dia?…
“Hiks..hiks..” sesudut suara lirih terdengar perih. Celingak-celinguk kepalaku mencari sumbernya. Aha! Itu dia. “Kita tidak berguna lagi” berat bibirnya perlahan berucap. Lekuk wajahnya persis jemuran yang belum disetrika; muram. Seakan hembusan napas yang tersisa hanyalah…
Aaarghh.. Pegal, pegal pegal! *kretek-kretek* Hei, darimana saja kamu? Tumben jam 10 malam baru pulang. Besok saja introgasinya. Ngantuk. Capek. Aishh.. Aku menunggumu sedari senja belum tiba. Sampai hari hampir berganti aku masih di sini,…
Aaarghh.. Pegal, pegal pegal! *kretek-kretek* Hei, darimana saja kamu? Tumben jam 10 malam baru pulang. Besok saja introgasinya. Ngantuk. Capek. Aishh.. Aku menunggumu sedari senja belum tiba. Sampai hari hampir berganti aku masih di sini,…
Kenapa murung di saat kuliah berlangsung? Hm.. Mulut-mulut bising itu mengumpatiku busung-busung. Yaelah.. Woles aja keles! What?! @[email protected] Anggap saja mereka terlalu perhatian sama kamu. Tidak mendengarkan penjelasan dosen, malah sibuk memperbincangkan hal bulshit tentang…
Kenapa murung di saat kuliah berlangsung? Hm.. Mulut-mulut bising itu mengumpatiku busung-busung. Yaelah.. Woles aja keles! What?! @[email protected] Anggap saja mereka terlalu perhatian sama kamu. Tidak mendengarkan penjelasan dosen, malah sibuk memperbincangkan hal bulshit tentang…
Senja setelah hujan ternyata lebih indah dari senja yang datang biasa. Guratan merah jingga keemasan mengiring sang mentari kembali ke peraduan. Seakan menyapa, “Selamat sore,” dengan lekukan lesung pipi semanis kembang desa. Aduhai, aku benar-benar…
Pemilu sudah menggema ke seluruh negeri. Pesta demokrasi yang katanya “demi masa depan bangsa” itu kian hari kian panas. Sodok sana, sodok sini. Terjang sana, terjang sini. Kampanye terbuka, kampanye tertutup. Retorika dimana-mana. Keluar rumah…
Senja secantik ini sangat sayang kalau diabaikan. Lebih sayang lagi kalau dipandang mendung. Hei, kawanan burung itu cantik sekali. Membentang sayap, membersamai mentari yang hendak tenggelam. Belalang dan kupu juga tak tinggal diam. Selagi masih…
Senja secantik ini sangat sayang kalau diabaikan. Lebih sayang lagi kalau dipandang mendung. Hei, kawanan burung itu cantik sekali. Membentang sayap, membersamai mentari yang hendak tenggelam. Belalang dan kupu juga tak tinggal diam. Selagi masih…